“Sebagian orang harus ke sungai untuk buar air besar karena tidak punya toilet di rumah,” ujar Agus Andri, yang biasa disapa Agus – seorang wirausaha sanitasi dan warga Desa Joho di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjelaskan kebiasaan buang air besar para tetangganya.
Hingga akhir 2018, Buang Air Besar (BABS) masih berlangsung di Desa Joho. Data Puskesmas Mojolaban menunjukkan bahwa 80 dari 1.518KK di desa tersebut buang air di toilet bersama atau di sungai. Keadaan ini berlangsung karena rendahnya kesadaran warga tentang bahaya BABS. Selain itu, ada juga warga, terutama yang bekerja sebagai buruh, yang tidak mampu membangun toilet yang dilengkapi tangki septik.
“Saya kasihan kepada mereka. Buang air di sungai bukan saja kurang baik untuk lingkungan hidup, tetapi juga bagi orangnya, apalagi perempuan. Mereka bisa tergelincir ke dalam sungai atau mengalami pelecehan seksual,” ujar Agus, yang menjalankan usaha pembuatan dan pemasangan jamban dan tangki septik sejak akhir 2017.
Agus mengetahui bahaya BABS ketika mengikuti pelatihan membangun toilet dan tangki septik, yang diselenggarakan oleh USAID IUWASH PLUS pada November 2017 untuk mendukung Pemerintah Desa Joho meningkatkan akses sanitasi aman warga. Berkat pelatihan tersebut, Agus mengetahui bahwa sanitasi aman, yang meliputi penampungan air limbah rumah tangga di dalam tangki septik yang memenuhi SNI, pengangkutan dan pembuangan lumpur tinja ke IPLT, dan pengolahan air tinja di IPLT, penting untuk melindungi lingkungan hidup dan kesehatan, keselamatan, dan martabat masyarakat. Agus juga belajar tentang standar toilet dan tangki septik yang aman dan sehat, yaitu fasilitas tersebut tidak boleh mudah bocor.
Menurut Agus, pelatihan tersebut membuatnya tergerak untuk membuat, memasarkan, dan memasang jamban dan tangki septik yang memenuhi SNI tetapi sekaligus terjangkau bagi banyak orang. Untuk mewujudkan rencananya itu, Agus melatih tiga tukang bangunan setempat untuk membantu dia dalam pembuatan jamban dan tangki septik. Dalam memasarkan produknya, Agus memberi tahu calon pembelinya mengenai berbagai manfaat menggunakan jamban dan tangki septik di rumah.
“Pada awalnya, orang tidak percaya bisa mendapatkan jamban dan tangki septik yang aman dan sehat dengan harga Rp.1,5 juta. Selain itu, mereka belum paham tentang manfaat sanitasi aman. Tetapi, dengan pendekatan intensif, mereka menjadi lebih tahu dan sekarang mereka memakai produk saya,” ujar Agus.
Setelah hampir dua tahun sejak Agus merintis usahanya, 300 rumah di Desa Joho dan di kabupaten lainnya memakai jamban dan tangki septik buatan Agus. “Awalnya saya kira jamban yang dibuat Agus mudah bocor, tetapi setelah tahu jamban dan tangki septiknya berkualitas bagus, saya jadi memercayai produknya,” ujar Waluyo—salah satu pelanggan Agus.
“Rasanya sangat senang semua rumah tangga di Desa Joho sekarang punya jamban dan tangki septik. Semoga saya bisa membuat dan menggalakkan jamban aman dan sehat untuk masyarakat yang lebih luas lagi,” ujar Agus mengutarakan harapannya.
-Edy Triyanto/Ginanjar Hayati (Kontributor)-