• en
  • id
LOGO USAID ID
  • en
  • id

Berita dan Cerita

Warga Sekitar Mata Air Baumata Belajar Lindungi Sumber Air

Warga Sekitar Mata Air Baumata Belajar Lindungi Sumber Air

Meningkatnya alih fungsi hutan menjadi pertanian dan permukiman, dapat berpotensi menurunkan ketersediaan dan kualitas sumber air di Kabupaten Kupang. Dokumen RISPAM Kabupaten Kupang menunjukan bahwa kapasitas mata air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum seluruh masyarakat. Mata air Baumata, sebagai salah satu sumber air utama PDAM juga mengalami hal yang sama. Pengujian kualitas air minum yang dilakukan PDAM dan beberapa universitas menunjukan adanya kontaminasi E. Coli.

Upaya melindungi kuantitas dan kualitas mata air Baumata merupakan tanggung jawab seluruh pihak, termasuk masyarakat. Untuk itu, USAID IUWASH Tangguh berkolaborasi dengan Universitas Nusa Cendana Kupang melatih 23 warga Desa Baumata memantau kualitas dan debit air (WQQ) pada 6 Juli 2023.

Dalam pelatihan ini, warga Desa Baumata belajar mengukur pH dan Total Dissolved Solids (TDS) yang merupakan paremeter sederhana kualitas air. Mereka mengukur kualitas air di sumber air dan sungai yang kerap menjadi lokasi kegiatan mencuci. Pengukuran ini diperlukan untik melihat pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air. Hasil pengujian kualitas air menunjukkan peningkatan nilai TDS sebelum dan sesudah kegiatan mencuci,. Artinya, ada kontaminasi air akibat kegiatan manusia.

Hasil pengujian tersebut memicu kesadaran masyarakat untuk melindungi kualitas dan debit sumber air. Contohnya, Sara Kabelak yang mengusulkan adanya peraturan desa untuk menjaga kualitas sumber air. “Saya mengusulkan agar desa segera mengeluarkan aturan yang melarang masyarakat mencuci di sekitar mata air, supaya kualitas air kembali menjadi lebih baik,” tutur Sara Kabelak.

Sementara itu, warga lainnya, Ischak Lalus, mengusulkan aksi bersama penghijauan daerah hulu yang rusak untuk menjaga debit mata air tetap stabil. “Ketika terjadi Badai Serjoa tahun 2020, ada sekitar 200 pohon di kawasan hutan tumbang. Kami yakin itu akan mempengaruhi debit air ke depannya. Untuk itu, sebaiknya kita langsung mulai penanaman di kawasan hutan untuk menggantikan pohon yang sudah mati,” pungkas Ischak Lalus.

Available in en