Seiring merebaknya wabah COVID-19 ke seluruh penjuru dunia, instansi-instansi pemerintah, tenaga medis, selebriti, dan tokoh masyarakat lainnya kini tengah menggalakkan cuci tangan pakai sabun (CTPS) secara intensif sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah masuknya virus ke tubuh manusia di tengah ketiadaan vaksin dan obat antivirus.
Sejak Maret 2020, USAID IUWASH PLUS telah bekerja sama dengan warga dan organisasi masyarakat, serta puskesmas-puskesmas di wilayah kerja proyek untuk mempromosikan CTPS yang benar. Kampanye, yang bertujuan mengedukasi warga tentang teknik CTPS yang benar, dilakukan melalui kegiatan daring (online) dan luring (offline), termasuk pembuatan sarana cuci tangan untuk ditempatkan di area publik dan rumah-rumah warga.
Kegiatan penyadaran publik secara luring dilakukan dengan menerapkan jaga jarak fisik semaksimal mungkin. Misalnya, staf Puskesmas Bojong dan Puskesmas Keradenan di Kota Bogor menggunakan waktu tunggu pasien untuk mengedukasi pasien dan pengunjung tentang cara cuci tangan yang benar, serta memastikan pasien dan pengunjung tetap menjaga jarak satu sama lain.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, Puskesmas Bekasi Jaya memposting CTPS untuk pencegahan COVID-19 pada laman Facebook-nya. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang juga menyiarkan pesan CTPS menggunakan jingle yang dibuat USAID IUWASH PLUS di Radio Deli Serdang Berseri, yang merupakan stasiun radio milik pemerintah kabupaten.
Untuk memastikan lebih banyak orang menjadikan cuci tangan pakai sabun sebuah kebiasaan, USAID IUWASH PLUS telah mendukung masyarakat dan pemangku kepentingan setempat untuk membuat tempat cuci tangan pakai sabun guna memutus rantai penyebaran COVID-19 di lima wilayah kerjanya.
Selain itu, USAID IUWASH PLUS juga telah berkontribusi terhadap pembuatan sarana tempat cuci tangan pakai sabun dengan menyediakan keran air dan/atau sabun, atau dalam beberapa kasus mendanai seluruh sarana.
Misal, kelompok swadaya masyarakat di Kelurahan Mojo dan Kadipiro di Kota Surakarta serta Kelurahan Gelangan dan Panjang di Kota Magelang membuat sarana CTPS publik. Prakarsa ini menginspirasi warga di lingkungan mereka dan kelurahan-kelurahan lainnya untuk membuat sarana CTPS yang ditempatkan di tempat-tempat umum dan rumah-rumah.
Begitu juga, warga di Desa Sariyoso, Kabupaten Wonosobo berhasil mengadvokasi pemerintah desa untuk membuat sarana CTPS publik. Di Kota Malang, salah anggota tim monitoring dan evaluasi (monev) partisipatif di Desa Kasin, Yuliati, membuat sarana cuci tangan umum dari barang-barang bekas, seperti kaleng biskuit dan galon air bekas, untuk ditempatkan di lingkungannya.
Selain itu, tim monev partisipatif di Kelurahan Sulamadaha, Ternate, membuat sarana CTPS untuk ditempatkan di depan masjid desa dan didistribusikan ke warga yang belum memiliki tempat cuci tangan.
Terinspirasi oleh kampanye cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang dilakukan USAID IUWASH PLUS pada tahun 2019, Puskesmas Tanjung Ria di Kota Jayapura membuat sarana CTPS dari kaleng cat bekas dan menempatkannya di depan puskesmas.
“Saya berharap masyarakat memahami pentingnya perilaku bersih dan sehat. Mudah-mudahan sarana CTPS akan mengingatkan masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun,” ujar Wheny Susianti, pengurus KSM Mojo Waras di kelurahan Mojo, Kota Surakarta.
Sampai dengan April 2020, USAID IUWASH PLUS telah membantu pembuatan 1.046 tempat cuci tangan pakai sabun, 696 keran air, dan 909 dispenser sabun. Mitra proyek termasuk warga masyarakat saat ini telah membuat 5.113 tempat cuci tangan pakai sabun. Angka ini kemungkinan terus bertambah karena kampanye cuci tangan pakai sabun masih berlanjut.