“Selama ini, saya dan keluarga saya masih BABS di rumah kosong, soalnya kami tidak mampu bikin jamban dengan tangki septik,” keluh Ibu Aisyah warga Kelurahan Mekar Sentosa, Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Keluhan Ibu Aisyah tersebut mencerminkan salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan. Bagi mereka, biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun fasilitas sanitasi yang aman yaitu dengan membuat tangki septik sesuai standar SNI dirasakan cukup tinggi. Sayangnya, masalah itu belum menjadi prioritas yang harus segera diatasi karena dianggap belum menjadi kebutuhan masyarakat. Dari kondisi itulah muncul ide pembiayaan alternatif untuk sanitasi.
Ide pembiayaan alternatif pertama kali dibahas pada pertemuan perubahan perilaku yang berlangsung 27 Oktober 2017 di IPAL Komunal Lingkungan 3 Mekar Sentosa. Pada pertemuan itu, Susilawaty, fasilitator USAID IUWASH PLUS menawarkan ide menabung dan CSR sebagai pembiayaan alternatif untuk membangun tangki septik sesuai standar SNI kepada 13 kader dari Dinas Kesehatan Lingkungan dan Puskesmas yang hadir.
Para kader pun menyambut baik ide menabung karena dirasakan paling mudah dan ada 2 orang kader yang langsung tertarik untuk menabung. “Saya rasa menabung untuk bangun tangki septik itu ide baik, saya ingin ikut,” ucap Puspita Sari Hutapea, salah satu kader menyatakan ketertarikannya.
Dalam pertemuan ini, para kader juga sepakat untuk memperkenalkan ide menabung untuk sanitasi ini kepada warga Mekar Sentosa dalam kegiatan pemicuan berikutnya. Selain itu, para kader juga setuju untuk mengajak paling tidak 2 warga, terutama yang masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS), untuk ikut kegiatan pemicuan dan memperoleh penjelasan tentang program menabung ini.
Pada 15 November 2017 di Kantor Kelurahan Mekar Sentosa, USAID IUWASH PLUS mengadakan kegiatan pemicuan bersama 23 peserta yang terdiri atas kader perubahan perilaku, warga, dan juga petugas Koperasi Kredit Credit Union (CU) Mandiri. Pada pertemuan ini, petugas Koperasi Kredit Credit Union (CU) Mandiri menjelaskan kepada peserta tentang bagaimana menabung untuk sanitasi.
Susilawaty juga turut menjelaskan bahwa dengan menabung Rp2.000,00 per hari, diperkirakan dalam 4 tahun warga dapat membuat jamban dengan tangki septik seharga 3 juta. Biaya itu sudah termasuk biaya untuk membeli bahan dan pengerjaannya. Ibu Aisyah, salah satu warga yang hadir dalam kegiatan itu menyambut baik ide menabung ini dan menyatakan kesiapannya untuk ikut menabung. ”Kalau dengan dua ribu saya bisa punya jamban beserta tangki septiknya, saya tidak keberatan,” ungkap Ibu Aisyah.
USAID IUWASH PLUS bekerja sama dengan kader perubahan perilaku terus memperkenalkan tabungan sanitasi ke masyarakat.
Pada 28 November 2017 di rumah salah satu kader, USAID IUWASH PLUS memperkenalkan tabungan sanitasi ke 27 warga anggota kelompok bank sampah Kelurahan Mekar Sentosa. Ide tabungan sanitasi itu mendapat sambutan hangat dari warga. Sebagai hasilnya, 6 anggota kelompok sampah yang hadir dalam pertemuan itu langsung tertarik untuk turut menabung.
Lambat laun, usaha meningkatkan akses sanitasi secara swadaya melalui menabung untuk sanitasi memperoleh dukungan baik dari warga dan pemerintah. “Kami berharap ke depannya seluruh warga tidak ada lagi yang BABS dan semakin peduli lingkungan dengan membangun jamban dan tangki septik secara swadaya,” ungkap M. Syah Irwan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi.
Untuk tahun 2018, USAID IUWASH PLUS bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi berencana untuk mempromosikan tabungan sanitasi kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, salah satunya adalah kelompok PKK kelurahan.
(Susilawaty/USAID IUWASH PLUS Sumatra Utara)