Pemerintah Indonesia berupaya untuk menyediakan akses air minum aman yang standar pelayanan minimal bagi masyarakat, terutama rumah tangga berpenghasilan rendah, melalui program Hibah Air Minum Perkotaan (HAMP).
Penduduk Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, mencapai lebih dari 274.000 jiwa (2022). PDAM Tirta Uli Kota Pematang Siantar telah menyediakan layanan air minum perpipaan bagi 96 persen penduduk. Karena berbagai alasan sosial ekonomi, empat persen lainnya, termasuk rumah tangga berpenghasilan rendah, belum mendapatkan layanan tersebut.
Sebagai salah satu dari lima fokus area di provinsi Sumatra Utara, USAID IUWASH Tangguh bekerja dengan para pemangku kepentingan di sektor publik dan masyarakat Pematang Siantar untuk memperluas cakupan layanan air minum dan meningkatkan akses air minum aman.
Program HAMP pemerintah pusat membantu setiap PDAM memperluas cakupan layanannya kepada rumah tangga berpenghasilan rendah di perkotaan melalui sambungan meter yang baru. Hibah ini menyediakan fasilitas penggantian di mana kota dan kabupaten yang mengelola PDAM akan mendapatkan kompensasi dari Kementerian PUPR untuk biaya aktual pembangunannya.
Menggunakan fasilitas ini, Pematang siantar melakukan studi baseline untuk menentukan rumah tangga yang berhak menerima program hibah ini. Dari 500 kandidat, studi mengindentifikasi 410 rumah tangga yang berpotensi.
Namun karena masalah teknis dan legalitas, kota hanya dapat membangun sambungan bagi 302 rumah tangga setelah melalui proses seleksi lanjutan. PDAM membangun sambungan baru untuk semua rumah tangga terpilih pada Agustus. USAID IUWASH Tangguh dan enumerator PDAM melakukan pre-verifikasi untuk memeriksa lokasi setiap individu, melakukan wawancara, dan mengujicobakan sambungan air minum.
Bulan November, pemerintah daerah melakukan verifikasi akhir dan menyatakan 298 dari 302 KK tersebut layak mendapatkan HAMP. Hasil ini adalah yang dapat diklaim oleh PDAM untuk pembangunan sambungan rumah melalui program HAMP.
Ibu Atika Nurabiah Tobing, warga pinggiran kota yang tinggal bersama tiga anaknya, mendapatkan manfaat dari program ini. “Saya tidak perlu lagi minta air ke tetangga, dan saya bisa nabung untuk jangka panjang,” ketika ditanya bagaimana sambungan baru mempengaruhi produktifikasnya. Membandingkan nyamannya punya akses air minum perpipaan dan bagaimana hal ini mengubah hidup, seorang warga lain, Bapak Saiful Efendi, menuturkan, “Mengambil air lebih dekat sekarang. Saya tidak perlu jalan ke sumur.”
USAID IUWASH Tangguh bekerja sama dengan PDAM untuk memverifikasi semua sambungan yang dibangun agar sesuai dengan standar pembangunan nasional. Bagi Pemerintah Kota Pematang Siantar, sebagai penyedia modal, proses verifikasi ini penting untuk memastikan investasi mereka diganti sepenuhnya. Para ahli USAID IUWASH Tangguh pun melatih enumerator PDAM cara melakukan verifikasi lapangan yang benar menggunakan aplikasi survei mWater, menyusun pertanyaan, dan menetapkan poin observasi.
Kota Pematang Siantar dan USAID IUWASH Tangguh akan terus mencari peluang untuk bekerja sama dalam isu bersama, seperti sistem pengadaan elektronik dan survei cakupan layanan air minum aman—terkait upaya penyediaan air minum dan sanitasi aman.