Kota Ternate memiliki pesona yang indah mulai dari kekayaan alam hingga budayanya. Kota ini memiliki pemandangan alam dari pantai landai berpasir putih yang indah sampai hutan yang asri. Beberapa pantainya bahkan memiliki air yang sangat bening seperti kristal, sehingga kita bisa menikmati pemandangan bawah laut yang warna-warni.
Di balik pesonanya yang indah, Ternate masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain masalah air minum dan sanitasi (WASH). Posisi kota yang terletak di lereng Gunung Gamalama menyebabkan lebih banyak air hujan yang terbuang ke laut, luas daerah resapan air pun berkurang seiring pengembangan kawasan permukiman. Di sektor sanitasi, tantangan yang dihadapi umumnya terkait kondisi pengelolaan air limbah domestik yang membuang limbah langsung ke badan air terdekat, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air tanah, badan air, dan lingkungan.
“Kota Ternate saat ini memiliki tantangan yang cukup besar dalam aspek layanan infrastruktur dasar, seperti air minum dan sanitasi dasar. Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan air dan penyediaan sanitasi,” ungkap Wakil Walikota Ternate, Abdullah Taher dalam sambutannya saat membuka Lokakarya Rumah Bersama CSR di Ternate, tanggal 27 Juli 2017.
Rumah Bersama CSR adalah suatu strategi dan pendekatan yang ditawarkan oleh USAID IUWASH PLUS kepada Pemerintah Kota (Pemko) Ternate dalam rangka membangun kemitraan CSR dengan pihak swasta. Konsep Rumah Bersama CSR mendapat sambutan hangat dari Pemko Ternate. “Pencapaian akses air minum dan sanitasi membutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar, sementara ketersediaan anggaran cukup terbatas. Sehingga pada kesempatan ini kemitraan yang akan dibangun melalui Rumah Bersama CSR diharapkan dapat mengatasi hal itu, dapat saling mengisi, dan berbagi manfaat bagi masyarakat Kota Ternate saat ini dan akan datang,” tambah Abdullah Taher.
Hasil dari Lokakarya Rumah Bersama CSR itu sangat positif. USAID IUWASH PLUS bersama Pemko Ternate sepakat untuk meluncurkan Program Kemitraan CSR di Bulan Oktober 2017. Selain itu, disepakati juga bahwa Pokja AMPL yang akan bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi kemitraan dengan menggunakan pendekatan Rumah Bersama CSR. Pokja dipilih karena dinilai bisa mengoordinasikan dan mewakili berbagai SKPD dan institusi yang bertanggungjawab dalam sektor air minum dan sanitasi .
Lokakarya tersebut merupakan tindak lanjut dari komitmen Pemko Ternate untuk mengatasi masalah air minum dan sanitasi di kota itu dengan menjalin kemitraan multipihak, di antaranya dengan pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Tata kelola kemitraan dengan CSR di Kota Ternate sangat penting,” tegas Walikota Ternate Burhan Abdurahman saat pertemuan dengan tim USAID IUWASH PLUS pada pertengahan Mei 2017.
Dukungan untuk CSR juga datang dari pihak perbankan. Jarot U. W. Susanto, Deputi Direktur Bank Indonesia Kota Ternate menyatakan bersedia memfasilitasi komunikasi dengan perusahaan perbankan di Kota Ternate melalui BMPD (Badan Musyawarah Perbankan Daerah). Hal senada juga diungkapkan Aditya Mahendra, Direktur Kantor Cabang BRI Kota Ternate yang akan memfasilitasi komunikasi dengan BUMN yang ada di Kota Ternate.
Ada sebuah harapan besar pada pelaksanaan CSR di Kota Ternate. “Pemenuhan akses air minum dan sanitasi sangat membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Untuk itulah CSR dengan pendekatan Rumah Bersama CSR hadir di Kota Ternate sebagai media kolaborasi dan kemitraan yang diharapkan dapat menyatukan berbagai ide dan gagasan untuk mewujudkan tercapainya Akses Universal 2019,” seperti ditegaskan Abdullah Taher.
***
(Asep Maman/USAID IUWASH PLUS)