• en
  • id
LOGO USAID ID
  • en
  • id
Training on Participatory Assessment and Triggering: Preparation for Implementing the Urban STBM

Pelatihan Pengkajian Partisipatif dan Pemicuan: Persiapan Implementasi Pendekatan STBM Perkotaan di Kota Magelang

Sanitasi dan air minum adalah salah satu masalah yang dihadapi masyarakat perkotaan. Sayangnya, masalah itu belum menjadi prioritas yang harus segera diatasi karena dianggap belum menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk membantu meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan perilaku higiene yang aman kepada masyarakat di wilayah perkotaan, USAID IUWASH PLUS berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Magelang menyelenggarakan pelatihan pengkajian partisipatif dan pemicuan. Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 10-12 Juli 2017 ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para sanitarian dan kader agar dapat melakukan proses perubahan perilaku di masyarakat.

Pelatihan yang difasilitasi oleh USAID IUWASH PLUS adalah bagian dari persiapan implementasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Magelang. Pelatihan dihadiri oleh 32 peserta dari lima kelurahan di Kota Magelang yang mewakili unsur pemerintahan, yaitu petugas promosi kesehatan, penyuluh kesehatan, sanitarian, dan seksi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan kelurahan. Sedangkan dari masyarakat diwakili tim penggerak PKK kecamatan dan kelurahan, lembaga swadaya masyarakat, serta kader kesehatan.

Proses pengkajian partisipatif dan pemicuan berbasis masyarakat bertujuan untuk menempatkan masyarakat sebagai subjek perubahan di lingkungannya. Pengkajian partisipatif meliputi kajian terhadap kondisi dan akses WASH, kegiatan kemasyarakatan, dan lokasi-lokasi penting tempat masyarakat berkumpul dan berkegiatan. Sedangkan proses pemicuan adalah sebuah proses menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan sanitasi dan air minum yang aman melalui proses partisipatif yang berbasis masyarakat sendiri. Dengan demikian, diharapkan muncul rasa tanggung jawab, memiliki, dan percaya diri dari masyarakat yang sudah memahami kondisi air minum dan sanitasi di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Tanggung jawab dan rasa memiliki tersebut ke depannya diharapkan dapat mengupayakan keberlanjutan kegiatan pemicuan berikutnya dan pada akhirnya menghasilkan perubahan perilaku.

Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga pemicu andal dari masyarakat yang mempunyai keterampilan dan pemahaman yang benar tentang pemicuan melalui pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi). Untuk itu, pelatihan dilaksanakan dalam beberapa metode partisipatif, yaitu dalam bentuk berbagi pengalaman tentang fasilitasi masyarakat; diskusi kelompok; penugasan untuk menyusun skenario pemicuan saat praktik lapangan; demonstrasi dan simulasi tentang fasilitasi pertemuan dan pemicuan masyarakat; dan praktik lapangan.

Dalam praktik lapangan, para peserta secara berkelompok membuat rencana kegiatan pemicuan, memfasilitasi proses pemicuan ke masyarakat dengan menggunakan teknik pemetaan, penelusuran kawasan, dan diskusi kelompok terarah. Kegiatan pemicuan itu dipraktikan di tingkat RT bersamaan dengan kegiatan masyarakat lain, seperti arisan dan pertemuan PKK.

Masyarakat di Kelurahan Tidar Utara yang dilibatkan dalam proses praktik lapangan ini mengungkapkan manfaat yang diterimanya selama mengikuti proses pemicuan. Salah satunya adalah Ibu Iin Oktaviana, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh pabrik, yang menjadi tahu bahwa pada jamban tanpa tangki septik, lumpur tinja dan air limbah domestik dapat merembes ke tanah dan sumber air, serta berpotensi menimbulkan penyakit.

Selama tiga hari, para peserta pelatihan juga membahas empat unit materi utama seputar sanitasi, air minum, keterampilan fasilitator, dan pengkajian partisipatif dengan berbagai pokok bahasan menarik seperti sanitasi berbasis masyarakat, sanitasi yang aman dan ramah lingkungan (safely-managed sanitation), Sistem Penyediaan Air Minum dan Rencana Pengamanan Air Minum, teknik dasar fasilitasi dan advokasi, serta pemicuan masyarakat.

Para peserta mengakui bahwa pelatihan pemicuan ini membantu menambah pemahaman dan keterampilan mereka mengenai isu air minum, sanitasi, dan perilaku higiene (WASH), dan memberikan keterampilan dalam melakukan pemicuan. “Pelatihan ini selain bermanfaat untuk membantu memahami isu WASH, juga sangat membantu dalam melihat permasalahan WASH lebih detail lagi,” kata Dini Komalasari, peserta pelatihan yang menjadi Kader PKK Kelurahan Rejowinangun Utara.

Hal senada juga diungkapkan Bapak Mohamad Basir, selaku Ketua RT 05 di Kelurahan Tidar Utara di mana wilayahnya dijadikan tempat pemicuan. “Pelatihan ini telah menghasilkan tenaga pemicu andal yang dapat memberikan pemahaman sekaligus perubahan sikap warga terkait WASH,” katanya. Perubahan sikap itu terbukti dengan adanya dua keluarga yang secara spontan akan membangun jamban keluarga dengan tangki septik setelah mendapat pemicuan dari peserta pelatihan dalam kegiatan praktik lapangan.
“Hasil pemicuan berupa Peta Wilayah WASH dan rencana kegiatan warga akan digunakan sebagai dokumen pendukung untuk melakukan advokasi kepada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Magelang untuk mendapatkan bantuan program sanitasi,” lanjut Pak Basir.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan dapat segera melakukan kegiatan pemicuan di lingkungan masing-masing dengan dibantu oleh sanitarian, pihak dari puskesmas, dan USAID IUWASH PLUS. Kegiatan pemicuan akan menghasilkan rencana kegiatan warga dan Peta Wilayah WASH, yaitu peta yang dapat menggambarkan kondisi air minum dan sanitasi di lingkungan masyarakat.
Pelatihan pengkajian partisipatif dan pemicuan ini merupakan salah satu strategi implementasi peningkatan akses WASH pada rumah tangga yang dilaksanakan di seluruh 32 kabupaten/kota yang menjadi mitra kerja USAID IUWASH PLUS. Di Jawa Tengah, Magelang merupakan kota pertama yang menyelenggarakan pelatihan ini di bulan Juli 2017, diikuti oleh Kota Salatiga dan Kabupaten Sukoharjo. Pelatihan berikutnya akan diadakan di Kota Solo dan Kabupaten Magelang.

***
(Edy Trianto/USAID IUWASH PLUS Jawa Tengah)

Available in en