Sebagai warga yang bermukim di RT 17 , RW 09 Kelurahan Tangjungrejo Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kriswindari (54 tahun), atau akrab dipanggil Ibu Kris, terpanggil untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sebagai seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini, Ibu Kris mengakui panggilan itu berawal dari keprihatinannya terhadap perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di lingkungan tempat tinggalnya.
Sebagian besar warga RT 17 memang sudah lama memiliki kebiasaan BABS di sungai. Perilaku ini menjadi kebiasaan yang lumrah dilakukan sejak mereka tinggal di sini. Kebiasaan buruk itu tidak lepas dari lokasi permukiman yang diapit oleh 2 sungai. wilayah permukiman ini terletak di antara sungai Kebon Agung dan sungai Metro. Keberadaan sungai ini semakin mendukung praktik BABS tersebut.
“Awalnya masyarakat di sini susah sekali untuk berubah, karena mereka memang terbiasa BABS di sungai sejak dulu,” ungkap Ibu Kris. Namun, kondisi itu tidak mematahkan semangat Ibu Kris. Melalui pertemuan PKK, dan Posyandu, Ibu Kris mengajak ibu-ibu di RT 17 untuk memulai kebiasaan pola hidup bersih. “Ibu-ibu punya peran penting di rumah tangga, seperti memasak, mencuci, semua itu dilakukan oleh ibu. Jadi ibu-ibu harus dididik agar menularkan ilmunya ke keluarga,” ujar Ibu Kris.
Meskipun butuh waktu beberapa tahun untuk menunggu, akhirnya upaya yang dilakukan Ibu Kris mendapatkan dukungan dari beberapa pihak. Pada tahun 2013, dimulailah pembangunan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal dari program USRI yang didanai oleh Asian Development Bank. IPAL ini menyediakan tempat penampungan tinja dengan kapasitas 50 sambungan rumah. Setidaknya sudah ada 25 rumah tangga yang telah tersambung ke IPAL ini. Tahun 2017, program KOTAKU memulai pembangunan tangki septik bio filter yang telah dimanfaatkan oleh 28 rumah tangga. Upaya perubahan ini juga didukung oleh USAID IUWASH PLUS yang hadir untuk memperkuat Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) yang berperan sebagai pengelola pemeliharaan IPAL dan tangki septik bio filter.
Dukungan yang diberikan USAID IUWASH PLUS turut memperkuat Ibu Kris dalam mempromosikan perubahan perilaku di masyarakat. Melalui pelatihan bersama USAID IUWASH PLUS, Ibu Kris memperoleh ilmu dan pengetahuan tentang perilaku higiene seperti perilaku cuci tangan pakai sabun, perilaku tidak membuang sampah di sungai, dan juga perilaku memelihara dan merawat IPAL dan tangki septik bio filter. Pengetahuan yang diperolehnya itu selalu disampaikan Bu Kris kepada warga melalui berbagai kesempatan seperti pertemuan posyandu dan pertemuan lainnya.
“Saat ini saya sudah memiliki 3 orang yang berjuang bersama saya untuk mengajak masyarakat berperilaku sehat,” lanjut bu Kris. “Memang masih ada pekerjaan rumah yang harus saya lakukan, masih ada yang BABS di sungai. Namun, perubahan yang terjadi memotivasi saya untuk terus bekerja,” ungkap Ibu Kris penuh semangat.
(Abdul Hazis/USAID IUWASH PLUS CJRO)