Dalam era digital yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, PDAM sebagai penyedia layanan air minum dituntut untuk memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) agar dapat meningkatkan kinerja dan mutu layanannya. SIG dapat membantu penyediaan data spasial yang dapat dikombinasikan dan ditumpangsusunkan dengan data lain yang memungkinkan staf PDAM mencari data dengan mudah, seperti data lokasi pipa air dengan diameter yang spesifik dan juga lokasi pelanggan.
Menyadari pentingnya teknologi SIG bagi PDAM, Program Pusat Keunggulan (Center of Excellence/COE) dari Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Dit. PSPAM), Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS menyelenggarakan pelatihan SIG untuk PDAM di sejumlah wilayah kerja USAID IUWASH PLUS. Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan teknologi SIG dalam mengelola aset Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan mendukung program penurunan Air Tidak Berekening (Non Revenue Water/NRW) melalui pengenalan dan penggunaan perangkat SIG, baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Di Kota Bekasi, pelatihan berlangsung tanggal 11 – 14 Juli 2017 untuk enam PDAM dampingan USAID IUWASH PLUS dan empat PDAM yang diundang melalui Program COE Dit. PSPAM. PDAM yang berasal dari dampingan USAID IUWASH PLUS yaitu Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Tangerang. Sedangkan PDAM yang diundang melalui Program COE berasal dari Kota Cirebon, Kota Tangerang, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan.
Pelatihan ini menggunakan materi dari Modul Bimbingan Teknis SIG yang dikembangkan oleh Program COE Dit. PSPAM dan USAID IUWASH PLUS yang mencakup teori dan praktik dalam SIG. Sebagai hasilnya, para peserta memiliki pengetahuan tentang perangkat lunak SIG (GIS, QGIS), struktur dan manajemen QGIS, sistem koordinat, dan rektifikasi citra satelit. Selain itu, keterampilan peserta juga semakin terasah karena sekarang mereka mampu mempraktikkan rangkaian pembuatan peta SIG seperti digitasi peta, manajemen data, tumpang susun peta (overlay), menampilkan data peta (query), simbologi peta, merancang peta, dan pengenalan SIG berbasis Internet (menampilkan peta SIG secara daring melalui situs Internet).
Beberapa peserta mengakui bahwa mereka mendapat pelajaran baru dalam pelatihan ini. “Bagi PDAM yang belum memiliki tim SIG dan juga belum menggunakan perangkat lunak QGIS, tentu kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat karena kami berkesempatan mempelajari hal baru,” ungkap Dimas Yanuar Moeslim dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.
Dalam sesi berbagi pengalaman dalam memanfaatkan SIG, PDAM Kota Bekasi yang telah menggunakan sistem SIG mempresentasikan contoh pemanfaatan SIG berupa pencatatan koordinat peta dalam rangka pemetaan aset PDAM. Selain PDAM Kota Bekasi, beberapa PDAM yang telah memanfaatkan sistem SIG adalah PDAM Kota Sibolga, Kota Pematangsiantar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Makassar, dan Kabupaten Sidoarjo.
Dalam sesi diskusi kelompok di akhir pelatihan, diperoleh beberapa masukan dari peserta yang sangat berguna bagi PDAM untuk menerapkan SIG. Pertama, perlu ada dukungan dan komitmen dari pihak manajemen PDAM untuk mengembangkan sistem Teknologi Informasi (TI) dan SIG. Selain itu, disarankan untuk memilih tim SIG dari staf yang memiliki kemauan, kemampuan, dan komitmen. Tim SIG yang dibentuk sebaiknya hanya fokus menangani kegiatan SIG dalam waktu tertentu dan mendapat tambahan insentif untuk kegiatan tersebut. Untuk mendata aset lama yang tidak ada dokumennya, personel PDAM yang mungkin sudah pensiun dapat dilibatkan dalam tim SIG. Selanjutnya, implementasi SIG dapat diawali dengan melakukan kegiatan yang lebih mudah dan dapat langsung dilakukan, seperti pengumpulan data (nomor dan alamat pelanggan), peta jaringan yang ada, gambar terpasang, dan desain rancangan yang detail.
Hingga akhir Juli 2017, pelatihan SIG yang diselenggarakan oleh Program COE Dit. PSPAM dan USAID IUWASH PLUS ini juga sudah dilaksanakan di beberapa wilayah kerja USAID IUWASH PLUS lainnya, yaitu Kota Malang, Magelang, Makassar, kemudian Kota Bekasi, Jayapura, dan Medan.
Para peserta merasakan banyak manfaat yang diperoleh melalui pelatihan ini. “Kegiatan pelatihan ini sangat diperlukan oleh PDAM khususnya untuk mengurangi NRW di PDAM,” tambah Rizat Aldy dari PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
***
(Ninik Herawati/USAID IUWASH PLUS WJDT)