• en
  • id
LOGO USAID ID
  • en
  • id

Berita dan Cerita

Inovasi Lokal dan Praktik Terbaik Pulihkan Lahan Gambut Terdegradasi di Kuala Dua

Inovasi Lokal dan Praktik Terbaik Pulihkan Lahan Gambut Terdegradasi di Kuala Dua

Desa Kuala Dua di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, berada di atas lahan hutan gambut lindung seluas 400 hektar yang kondisinya kritis akibat perambahan. Konversi penggunaan lahan untuk permukiman, kepentingan komersial, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan telah mempercepat deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi tanah, dan meningkatkan risiko kebakaran. Buruknya kemampuan lahan gambut dalam menyerap dan menahan air hujan telah menimbulkan kerawanan air yang dapat memicu keresahan sosial dalam perebutan sumber daya.

USAID IUWASH Tangguh bekerja di Desa Kuala Dua menggunakan pendekatan terpadu model pengelolaan lanskap berkelanjutan dengan berbagai pemangku kepentingan. Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kalimantan Barat, proyek ini berupaya memastikan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air baku di lahan gambut dengan meningkatkan kapasitas petani lokal agar mereka dapat berperan penting dalam skema perhutanan sosial. Melalui pendekatan berbasis masyarakat, proyek IUWASH Tangguh mempromosikan praktik pengelolaan terbaik dan mendorong aksi kolektif dengan melibatkan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

Pada Februari 2024, USAID IUWASH Tangguh dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Kubu Raya melibatkan petani kecil setempat dan menyelenggarakan pelatihan agroforestri untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang inovatif. Yang menjadi bintang dalam pelatihan ini adalah Saban, seorang petani Desa Kuala Dua. Saban menerapkan pertanian organik dan pengelolaan pertanian sirkular dengan konsep close-loop yang meminimalkan limbah dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Saban telah mempraktikkan pertanian sirkular sejak tahun 2021 sebagai bagian dari upayanya memulihkan lahan gambut yang terdegradasi. Sifat asam yang khas dari lahan gambut menyulitkan upaya mempertahankan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan petani untuk bercocok tanam. Untuk mengatasi hal tersebut, Saban menggunakan bioenzim buatan sendiri dengan mencampurkan dedak padi, nanas, terasi, gula jawa, dan kotoran ayam. Selanjutnya, dia mengambil sedimen dari kolam ikan lele miliknya untuk dijadikan pupuk organik. Tekniknya terbukti berhasil mengurangi residu bahan kimia dan meminimalkan dampak terhadap lanskap, sehingga membantu meningkatkan keanekaragaman hayati, menyeimbangkan nutrisi tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air. “Pada dasarnya, warga Kuala Dua ingin mengelola hutan dengan baik,” ujar Saban. “Sehingga bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat: mencegah kebakaran hutan dan sebagai sumber penghidupan.”

Selama pelatihan, Saban mendemonstrasikan cara pembuatan bioenzim kepada peserta dan akan membagikan bioenzim tersebut setelah terfermentasi dengan baik dan siap digunakan. Dia juga mempromosikan agroforestri dan mendorong masyarakat untuk menanam tanaman perenial di antara sayuran musiman di lahan mereka. Salah seorang peserta pelatihan, Khosidah, tertarik untuk mengadopsi pertanian sirkular setelah mengetahui bahwa pembuatan dan penggunaan bioenzim itu mudah dan murah. Sebagai seorang perempuan petani yang memiliki perkebunan karet skala kecil, dia menyadari bahwa perkebunannya dapat berperan penting dengan menerapkan praktik agroforestri. “Saya senang mengetahui bahwa pohon karet saya dapat membantu lingkungan.”

USAID IUWASH Tangguh membantu Saban dan yang lainnya untuk mendaftarkan Kelompok Tani Hutan mereka ke DLHK. Setelah mendapat pengesahan, kelompok tani dapat memperoleh manfaat dukungan DLHK dalam bentuk bibit pohon gratis dan izin pengelolaan hutan lahan gambut yang dilindungi. Melalui berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas, dan pendekatan partisipatif, USAID IUWASH Tangguh telah membantu para pemangku kepentingan lokal untuk secara kolektif mengatasi tantangan kompleks dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas air baku di hutan lahan gambut dimana lingkungan, perusahaan air minum, dan masyarakat sangat bergantung pada air baku tersebut.

Available in en