Masyarakat di Dusun Landangan, Desa Kalibuntu, Kabupaten Probolinggo, telah lama menantikan air minum yang aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan data monev partisipatif pada tahun 2017, dari 223 KK di dusun tersebut, 184 KK tidak memiliki akses ke layanan air perpipaan, alih-alih mereka menggunakan sumur dangkal yang airnya payau, dan 39 KK lagi tidak memiliki sumber air di rumahnya.
“Saya tidak memiliki sumur di rumah. Jadi, saya harus pergi ke rumah tetangga untuk mandi dan membeli air isi ulang seharga Rp50.000/bulan untuk masak dan minum,” kata Masrimah, seorang ibu rumah tangga di Dusun Landangan.
Untuk meningkatkan akses air minum masyarakat, program KOTAKU membangun SPAM Komunal di dusun Landangan pada tahun 2019. Dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran KOTAKU pada tahun itu, SPAM Komunal awalnya dirancang untuk melayani 35 KK. SPAM Komunal ini menggunakan air tanah di kedalaman lebih dari 100 meter sehingga air yang berasal dari SPAM tidak payau.
“SPAM Komunal di Dusun Landangan merupakan bagian dari program KOTAKU untuk membangun infrastruktur di lima desa di Kabupaten Probolinggo,” kata Punarto, Fasilitator kabupaten untuk program KOTAKU. Pada akhir 2019, sebanyak 41 KK telah terhubung ke SPAM Komunal, termasuk beberapa keluarga yang memiliki sumur dangkal dan mereka yang tidak memiliki akses air di rumahnya.
Untuk mempertahankan SPAM Komunal, program KOTAKU telah bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS untuk membantu para penerima manfaat di Dusun Landangan membentuk kelompok kepengurusan, bernama KPP Mandiri, untuk mengelola dan memelihara SPAM Komunal.
Program KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS pun mengadakan pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan bagi KPP pada tanggal 28 Januari 2020. Melalui pelatihan ini, KPP belajar cara menjaga SPAM Komunal, membaca dan mencatat meteran air, menghitung tarif air, dan melakukan pembukuan yang akurat. Pelatihan diikuti dengan bantuan intensif KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS untuk pengoperasian dan pemeliharaan SPAM Komunal.
“Berkat pelatihan dan bantuan KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS, kami dapat mengelola SPAM Komunal secara mandiri,” ujar Suparyono, Ketua KPP Mandiri. “Setelah berdiskusi dengan para pengguna SPAM Komunal, kami sepakat bahwa setiap rumah tangga membayar Rp1.500/m3 untuk air dan Rp2.000 untuk biaya administrasi bulanan,” tambahnya.
“Dengan SPAM Komunal, sekarang saya hanya membayar Rp10.000 hingga Rp20.000 per bulan dan dapat menggunakan air bersih untuk berbagai keperluan. Menghemat banyak uang,” kata Masrimah.
Pada tahun 2020, Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kabupaten Probolinggo akan menyalurkan dana hibah untuk membangun 35 sambungan rumah tambahan ke SPAM Komunal di dusun Landangan.