Memilliki air yang jernih mengalir di rumah bagaikan mimpi bagi 106 keluarga di RT 09/RW 02 dan RT 01/RW 03 di Kelurahan Mojo — sebuah kawasan kumuh di Kota Surakarta. Air sumur warga kotor, berwarna kekuningan, dan menyebabkan gatal-gatal jika digunakan untuk mandi, sehingga masyarakat terpaksa membeli air dari penjual air keliling atau menggunakan hidran umum.
Warga harus menghabiskan waktu lebih untuk antri untuk mengambil air di hidran umum. Pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari, warga memadati lokasi hidran umum dan berdesakan untuk mendapat air.
Oleh karena itu, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DisPerumKPP) Kota Surakarta membangun master meter berkapasitas 150 sambungan rumah pada Desember 2020 dengan menggunakan anggaran pemerintah daerah (APBD). Pembangunan master meter ini merupakan hasil advokasi KSM Mojo Waras dan pemangku kepentingan lainnya—termasuk USAID IUWASH PLUS, kepada DisPerumKPP. KSM Mojo Waras—organisasi berbasis masyarakat yang didirikan pada tahun 2019 akan mempromosikan layanan air minum dan sanitasi aman, serta praktik higiene.
Master meter awalnya akan terhubung ke 40 rumah, sehingga nantinya secara bertahap akan dapat memberikan layanan air minum aman ke semua 106 rumah. Namun, persoalan muncul ketika para penerima manfaat harus membangun sambungan rumah yang total biayanya membutuhkan Rp 40 juta, atau sekitar Rp 800.000 – Rp 1.000.000 per rumah. “Jumlah uang yang besar bagi kami, yang penghasilannya tidak tetap,” ujar Jumadi, Ketua KSM Mojo Waras, dengan berat hati.
Untuk mengatasi masalah ini, USAID IUWASH PLUS mengundang KSM lain dari desa tetangga, yaitu KSM Dabagsari Makmur, untuk bertemu dengan KSM Mojo Waras. KSM Dabagsari yang dibentuk pada tahun 2014, dianggap lebih berpengalaman dan memiliki kinerja keuangan yang bagus.
Dari pertemuan tersebut, KSM Dabagsari Makmur memutuskan untuk memberi pinjaman dana sebesar 38 juta rupiah, yang pembayarannya dapat dicicil selama sepuluh bulan oleh warga di bawah KSM Mojo Waras. Ketua KSM Dabagsari Makmur, Sudrajat, meyakinkan, “Tidak perlu agunan seperti pinjam ke bank.”
Menurut Sudrajat, ada beberapa alasan di balik sikap dermawan ini. Pertama, KSM Dabagsari bisa berempati kepada KSM Mojo Waras karena mereka juga mengelola sistem master meter. KSM Dabagsari juga percaya kepada KSM Mojo Waras karena melihat tekad dan dedikasi yang ditunjukkan KSM Mojo Waras.
Berkat pinjaman dana dari KSM Dabagsari, 38 dari 106 rumah di RT 09/RW01 dan RT01/RW03 Kelurahan Mojo telah tersambung ke master meter sejak Januari 2021. Selain itu, dua rumah telah membangun sambungan menggunakan dana sendiri pada Desember 2020.
Untuk menyediakan layanan air minum perpipaan bagi rumah tangga lainnya, DisPerumKPP merencanakan jaringan master meter pada pertengahan 2021 dan pembangunan sambungan rumah akan dibiayai melalui tambahan pinjaman dari KSM Dabagsari maupun menggunakan dana penerima manfaat.
“Sekarang desa ini jauh lebih bersih. Karena air mudah didapat hanya dengan putar keran, dan masyarakat lebih mudah menjaga kebersihan. Sekarang, kami jarang melihat anak-anak sakit perut,” pungkas Pak Jumadi.