Jutaan orang di Indonesia tinggal di daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau sambungan reguler pipa standar PDAM, seperti daerah-daerah informal, dan mereka tidak memiliki akses ke layanan PDAM reguler. Akibatnya, warga harus membayar lebih untuk mendapatkan air atau menggunakan sumber air yang tidak aman.
Di Surabaya, PDAM Surya Sembada – perusahaan air minum milik pemerintah kota Surabaya – memperkirakan 2% dari 3 juta penduduk Surabaya tidak memiliki akses ke layanan air minum PDAM pada tahun 2018. Untuk mengatasi masalah ini, USAID IUWASH PLUS mendukung PDAM Surya Sembada untuk melibatkan sektor swasta dalam membangun sistem master meter di permukiman informal.
Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2019, USAID IUWASH PLUS dan CCFI menyelenggarakan peresmian pembangunan sistem master meter yang didukung oleh CCFI pada 22 Maret 2019 di kelurahan Bubutan.
Pada acara peresmian tersebut, Mission Director USAID, Erin McKee; Direktur Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti; Konsul Jenderal AS, Mark McGovern; Direktur Pelayanan PDAM Surya Sembada, Anizar Firmadi; dan Direktur CCFI, Titie Sadarini meresmikan pembangunan sistem master meter dan berkesempatan mengamati sambungan rumah di rumah-rumah para penerima manfaat dan berbincang-bincang dengan mereka mengenai akses air minum yang mereka dapatkan saat ini serta harapan mereka terhadap sistem master meter.
Mustofa, warga kelurahan Bubutan, mengatakan bahwa keluarganya harus mengeluarkan lebih dari Rp50.000/bulan hanya untuk membeli air yang digunakan untuk minum dan masak. Sedangkan untuk mandi, cuci, dan keperluan lainnya Mustofa dan keluarganya menggunakan air dari sumur dangkalnya yang keruh dan berlumut.
“Air sangat penting. Mudah-mudahan dengan adanya master meter, kami bisa menikmati air bersih di rumah,” ujar Mustofa.
Sejak tahun 2018, PDAM Surya Sembada, dengan dukungan USAID IUWASH PLUS, telah menjalin kemitraan multipihak dengan empat perusahaan swasta untuk program master meter di Surabaya di mana CCFI adalah kontributor utamanya.
“Air bagi Coca-Cola adalah prioritas utama karena pengelolaan bisnis kami menggunakan air sebagai bahan baku utama, selain itu ketersediaan air bagi masyarakat menjadi agenda utama keberlanjutan bisnis kami,” ujar Titie Sadarini, Direktur CCFI.
Selain dengan CCFI, PDAM Surya Sembada juga bekerja sama dengan PT Laneige, PTPN XI, dan Yayasan Pundi Amal SCTV untuk program master meter di Surabaya. Melalui kemitraan multipihak ini, diharapkan akan terbangun 30 sistem meter master dengan 1.200 sambungan rumah untuk melayani 6.000 orang. Hingga Maret 2019, sebanyak 1.600 orang telah mendapatkan manfaat dari program ini.
Direktur Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti, berharap bahwa program master meter juga dilakukan oleh PDAM lain.
“Master meter diharapkan dapat menjadi inovasi yang bisa diterapkan di tempat lain untuk menyediakan akses air minum bagi masyarakat di lingkungan formal. Saya harap PDAM Surya Sembada dapat menularkan pengalamannya melalui forum belajar dengan PDAM lain,” ujar Tri Dewi Virgiyanti.
Menutup perayaan Hari Air Sedunia, sejumlah wartawan mengikuti diskusi media tentang situasi akses air minum saat ini di Surabaya dan bagaimana sistem master meter dapat membantu meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum.
-Andri Pujikurniawati-