• en
  • id
LOGO USAID ID
  • en
  • id

Berita dan Cerita

Keluarga di Parit Tokaya Ini Mulai Beralih Dari Air Gambut ke PDAM

Keluarga di Parit Tokaya Ini Mulai Beralih Dari Air Gambut ke PDAM

Keluarga Diki Sudiyanto dan Trisnawati merupakan salah satu dari banyak keluarga di Kelurahan Parit Tokaya di Kota Pontianak yang mengandalkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan cuci, serta air hujan untuk konsumsi.
“Air sumur itu sering kemerahan dan terasa asam. Mugkin karena efek akar gambut,” Trisnawati menceritakan kualitas air sumur.

Meskipun mengaku belum merasakan dampak buruk serius pada kesehatan dari penggunaan air sumur dan air hujan, Trisnawati kerap mendapati pakaian yang dicuci dengan air sumur turut menjadi kemerahan karena kandungan organik gambut yang tinggi. Selain itu, Diki dan Triswawati juga khawatir akan semakin sulit mengandalkan kedua sumber air tersebut.

“Ketika musim kemarau panjang tiba, air sumur semakin surut dan tidak ada hujan sehingga sulit mendapatkan air,” ungkap Diki. Perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan di hulu berkontribusi pada perubahan kualitas dan ketersediaan air.

Dengan kondisi rumah yang belum mempunyai akses listrik untuk menjalankan pompa air, Diki dan Trisnawati perlu tali timba yang lebih panjang dan lebih berat untuk mengangkat ke permukaan. “Saya juga ingin punya air yang lebih bersih seperti dari PDAM,” imbuh Diki.

Kesempatan tersebut datang pada Desember 2022, ketika seorang tokoh masyarakat menyampaikan informasi pemasangan jaringan perpipaan PDAM gratis, yang diinisiasi oleh DPRD Pontianak–kepada warga di Kelurahan Parit Tokaya, termasuk Diki dan Trisna. Mereka langsung bersedia menjadi salah satu dari sepuluh rumah tangga penerima manfaat. Proses pemasangan tersebut selesai pada Januari 2023, dan sejak itu keluarga Diki mulai bisa mengakses air PDAM untuk kegiatan sehari-hari.

“Kalau pakai air PDAM langsung mengucur ke dalam, lebih cepat tanpa perlu menimba,” tutur Trisnawati. Namun, Trisnawati mengaku kadang-kadang masih menggunakan air sumur dan air hujan.Diki senang mendapatkan air PDAM di rumah

Di Kelurahan Parit Tokaya, beberapa rumah tangga belum tersambung ke PDAM karena keterbatasan keuangan dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya air minum perpipaan. USAID IUWASH Tangguh bekerja sama dengan masyarakat, PDAM, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Bappeda Kota Pontianak untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mempunyai dan menggunakan air PDAM untuk kegiatan sehari-hari.

USAID IUWASH Tangguh program juga akan mendukung PDAM Tirta Khatulistiwa untuk melihat dampak perubahan iklim pada sumber daya air, untuk memastikan keberlanjutan penyediaan air minum ke depan. USAID IUWASH Tangguh juga bekerja sama dengan proyek USAID SEGAR (Sustaining Environmental Governance Across Regions) untuk mengatasi masalah perubahan penggunaan lahan di wilayah hulu, seperti konversi lahan yang meningkatkan keasaman air yang berdampak pada kualitas air.

Kemitraan USAID IUWASH Tangguh dan Pemerintah Kota Pontianak diharapkan dapat mengatasi tantangan perubahan perilaku, kurangnya sarana penyedia layanan untuk mengakses air minum, sanitasi aman, dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, sehingga membantu lebih banyak rumah tangga untuk mendapatkan layanan air minum dan sanitasi aman, seperti keluarga Diki dan Trisnawati.

Available in en