• en
  • id
LOGO USAID ID
  • en
  • id

Berita dan Cerita

Harapan Akses Air Minum Yang Lebih Baik di Pinggiran Sungai Kapuas

Seorang ibu di Kota Pontianak mencuci pakaian di Sungai Kapuas

Kampung Bangka di Kota Pontianak, Kalimantan Barat terletak di pinggiran Sungai Kapuas—sungai terpanjang di Indonesia. Kampung ini menjadi rumah bagi 103 keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai buruh. Penduduk di sini bergantung pada air sungai untuk mandi dan cuci. Meskipun sebagian besar penduduk Kampung Bangka telah tersambung layanan air minum perpipaan dari Perumda Air Minum Kota Pontianak, beberapa keluarga masih menampung air hujan dan memasaknya untuk air minum dan menggunakan air minum perpipaan karena mereka tidak menyukai rasa air minum dari perumda.

Namun, penggunaan sumber air ini sering terganggu oleh adanya musim kemarau yang panjang seperti yang terjadi di 2017. Selama musim kering yang panjang, air hujan tidak tersedia dan air sungai menjadi keruh karena intrusi air laut. Ketika musim hujan tiba, Sungai Kapuas tercemar oleh banyak materi organik dari air gambut, yang membuat air berubah menjadi coklat dan merah.

Beberapa keluarga yang tinggal di pinggir Sungai Kapuas termasuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah, Oleh karena itu, mempunyai sarana air minum aman belum menjadi prioritas. Selain itu, beberapa orang juga kurang menyadari pentingnya akses air minum aman untuk melindungi kesehatan mereka.

Dua penduduk Kampung Bangka tersebut adalah Faisal and Susilawati. Ini cerita mereka:

Cerita Faisal: Menanti Program Hibah Air Minum
Faisal adalah satu dari sedikit keluarga di Kampung Bangka yang belum menyambung ke layanan air minum Perumda Air Minum Kota Pontianak. Faisal dan istrinya menampung air hujan untuk masak dan minum dan menggunakan air Sungai Kapuas untuk mandi dan cuci.

Situasi ini sangat sulit ketika air perpipaan tidak tersedia, terutama ketika air Sungai Kapuas turun atau jadi keruh,” ujarnya.
Sebagai buruh, keluarga Faisal tidak mempunyai sumber daya keuangan yang cukup untuk membayar biaya pemasangannya. Oleh sebab itu, Faisal berharap mendapatkan hibah air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Cerita Susilawati: Hidup Lebih Nyaman dengan Layanan Air Minum
Meskipun air minum perpipaan telah tersedia di rumah, Susilawati dan keluarga masih menggunakan air sungai untuk mandi sehari-hari dan menggunakan air perpipaan untuk masak. Dia membayar Rp 1,5 juta untuk biaya pemasangan pipa dan telah menggunakan layanan air minum Perumda Air Minum Kota Pontianak sejak Oktober 2022. Dia masih menampung air hujan dan memasaknya untuk minum karena keluarga tidak suka rasa air minum perpipaan. Namun, Susilawati tidak perlu lagi khawatir harus pergi ke sungai ketika dia dan keluarganya perlu air saat malam hari.

Available in en