Perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada keandalan, kinerja, dan kemampuan mereka dalam menyediakan layanan air minum secara efektif. Beberapa tantangan umum mencakup persoalan keuangan, aset, tenaga kerja, dan manajemen operasional. Beberapa masalah lainnya yang dihadapi PDAM diantaranya infrastruktur yang sudah usang, kehilangan dan kebocoran air, kualitas dan kelangkaan air akibat perubahan iklim.
Untuk membantu pemerintah dan PDAM dalam memberikan layanan yang lebih baik, USAID IUWASH Tangguh memperkenalkan perangkat manajemen aset serta pemantauan kualitas dan kuantitas air, yang disebut mWater, kepada PDAM mitra di 38 kabupaten dan kota yang menjadi lokasi proyek. Teknologi yang terukur dan gratis, yang dikembangkan oleh Solstice Institute, memiliki antarmuka yang ramah pengguna, memberikan ruang untuk pengembangan dan penyesuaian, dan menawarkan beberapa manfaat bagi perusahaan air minum melalui pendekatan manajemen berbasis data.
Secara keseluruhan, mWater dapat membantu PDAM mengoptimalkan pengoperasian mereka dan meningkatkan pemberian layanan serta memastikan pengelolaan sumber daya air yang lebih berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui pengumpulan data, pengelolaan, dan analisis data daring (online), pemantauan secara langsung (real time), akses jarak jauh untuk melacak status pipa dan infrastruktur lainnya serta membuat survei pelanggan. Platform digital ini juga dapat membantu PDAM menyederhanakan kepatuhan terhadap peraturan, dan meningkatkan proses pengambilan keputusan, serta memberikan manfaat lainnya.
Perusahaan daerah air minum di Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan – dua wilayah yang menjadi lokasi proyek USAID IUWASH Tangguh di Jawa Timur – saat ini sedang melakukan transformasi digital dari sistem manual berbasis kertas ke penggunaan aplikasi mWater. Sejak Oktober 2023, para ahli dari USAID IUWASH Tangguh telah melatih 41 personel PDAM untuk membiasakan diri dengan aplikasi mWater sehingga mereka dapat menggunakannya untuk merancang survei, menginput data, melakukan tugas-tugas, dan mengakses fitur-fitur yang diperlukan. Selama pelatihan, mereka belajar cara mengoperasikan aplikasi seluler, membuat formulir, menugaskan survei, dan menganalisis kumpulan data. Sementara latihan di lapangan memberikan mereka kesempatan untuk menginput data secara langsung ke aplikasi, yang lainnya di pusat komando mengamati bagaimana mereka dapat segera melihat pembaruan secara real-time.
Muhammad Ghufron dari PDAM Kabupaten Pasuruan dapat melihat potensi penggunaan fitur pemantauan real-time. “Kami sekarang dapat memantau kinerja sistem kami dan mendeteksi setiap permasalahan secara real-time dan segera meresponsnya. Hal ini akan mempermudah kolaborasi dan meningkatkan koordinasi serta sangat membantu pekerjaan kami.”
Pada Januari 2024, personel PDAM belajar cara mengelola dashboard pemantauan air baku mWater yang memungkinkan PDAM untuk mencatat kualitas dan kuantitas air baku. Direktur PDAM Kabupaten Pasuruan, Za’ari, menegaskan pentingnya pencatatan kondisi air baku untuk melindungi sumber air di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim. Sementara itu, Direktur PDAM Kota Pasuruan, Yoyok Widoyoko, menegaskan bahwa PDAM akan memanfaatkan data yang ada di dashboard untuk meningkatkan pelayanan air minum dan merespons keluhan pelanggan.
Bagian dari transformasi awal adalah digitalisasi aset seperti jaringan perpipaan dan konsumsi daya, tekanan, dan aliran udara pada pompa air. Menurut Agus Mujianto, yang bekerja di PDAM Kota Pasuruan, digitalisasi jaringan perpipaan memungkinkan perusahaannya melakukan inventarisasi aset bawah tanah secara akurat. Hal ni akan membantu timnya dalam merencanakan, menjadwalkan, dan memprioritaskan pemeliharaan, perbaikan, atau penggantian suku cadang.
Gufron, Agus, dan banyak lagi yang lainnya juga mendapat pelatihan tentang fitur geospasial aplikasi yang memungkinkan timnya untuk mengumpulkan dan mengelola titik data berdasarkan lokasi pengambilan data. Timnya dapat memberi geotag pada data sehingga pihak lain dapat melihat aset, melakukan penilaian, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan.
Selain digitalisasi aset, penerapan aplikasi mWater diharapkan dapat mengubah pola pikir perusahaan dan stafnya dari sistem berbasis kertas ke sistem berbasis digital seluler. Keberhasilan migrasi sistem akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk penerapan yang tepat, adopsi pengguna, serta dukungan dan pelatihan yang berkelanjutan. Evaluasi selama tiga bulan menunjukkan bahwa tidak semua staf menerima pendekatan baru ini. Misalnya saja, di PDAM Kabupaten Pasuruan hanya 25 persen petugas lapangan yang sudah menerapkan aplikasi ini. Sebaliknya, di PDAM Kota Pasuruan kondisinya jauh lebih baik, dimana seluruh staf lapangan secara teratur menggunakan aplikasi mWater untuk mengunggah data. Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan air minum tersebut akan terus mengatasi segala kekurangan dan memantau kemajuannya karena mereka bertekad untuk mendorong proses digitalisasi yang diyakini akan berperan penting dalam transformasi perusahaan.
USAID IUWASH Tangguh mendukung perubahan ini karena perubahan ini tidak hanya berdampak pada proses internal namun juga dapat menumbuhkan budaya keterbukaan dan mendorong tata kelola perusahaan yang baik serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah melalui peningkatan akses masyarakat terhadap informasi publik. Dengan memanfaatkan teknologi inovatif untuk pengelolaan data dan mitigasi risiko, USAID mendukung PDAM untuk melindungi sumber air mereka dan meningkatkan layanan air minum bagi masyarakat.