Partiani, atau yang akrab dipanggil Mak Ti (67 tahun warga RT13 / RW02, Jalan Penjernihan Dalam, Kelurahan Bubutan, Surabaya, dan penjual soto), telah lama menunggu untuk mendapat akses air PDAM di rumahnya.
Mengingat dia tinggal di daerah informal, di mana dia tidak memiliki tanah, maka sulit baginya untuk dapat mengakses layanan PDAM melalui sambungan reguler.
Dihadapkan pada situasi seperti ini, Mak Ti terpaksa menggunakan air sumurnya yang dangkal untuk mencuci dan mandi. Tetapi, kualitas air sumur tersebut tidak layak konsumsi karena keruh.
Untuk keperluan konsumsi keluarga dan memasak soto yang akan dijual, Keluarga Mak Ti, yang terdiri dari tiga orang dewasa dan satu anak kecil, harus mengeluarkan Rp150.000 setiap bulannya untuk membeli air.
“Mengeluarkan Rp150.000 per bulan hanya untuk air cukup berat bagi penjual soto seperti saya. Saya ingin memiliki air PDAM di rumah karena saya dengar air PDAM lebih murah dan saya bisa menghemat waktu,” kata Mak Ti.
Impian Mak Ti menjadi kenyataan ketika PDAM Surya Sembada—perusahaan air minum milik pemerintah kota Surabaya, membangun sistem master meter di Jalan Penjernihan Dalam di RT13 / RW02 melalui kemitraan multipihak dengan PTPN XI, YISI, dan USAID IUWASH PLUS pada akhir tahun 2018. Melalui kemitraan ini, PDAM Surya Sembada membangun master meter pada pipa utama PDAM, sementara PTPN XI membantu warga masyarakat membangun sambungan rumah ke master meter.
Karena sistem master meter ini akan dikelola oleh KSM (kelompok swadaya masyarakat), maka USAID IUWASH PLUS melalui penerima hibahnya, YISI, memberikan pelatihan kepada KSM dalam hal pengoperasian dan pemeliharaan master meter serta manajemen keuangan.
Pada bulan Desember 2018, kemitraan multipihak antara PDAM Surya Sembada, PTPN XI, USAID IUWASH PLUS, dan YISI telah merampungkan pembangunan 25 sambungan rumah ke master meter di RT13 / RW 12 Jalan Penjernihan Dalam. Sejak saat itu, sistem master meter telah memberi manfaat bagi 125 orang, termasuk Mak Ti.
“Air tidak lagi menjadi masalah sekarang. Saya tinggal buka keran dan air mengalir berlimpah siang dan malam. Saya bisa gunakan air untuk semua keperluan, termasuk memasak soto. Dan yang lebih penting lagi, biaya air sekarang jadi lebih murah, hanya Rp26.000 per bulan,” kata Mak Ti dengan senyum lebar.
Selain Mak Ti, PDAM Surya Sembada juga mengakui bahwa sistem master meter merupakan solusi alternatif bagi masyarakat yang tinggal di daerah informal untuk memenuhi hak mereka atas akses air.
Direktur Eksekutif PDAM Surya Sembada, Mujiaman, mengatakan “Satu-satunya solusi untuk meningkatkan akses air bagi masyarakat yang tinggal di permukiman informal adalah master meter. Inovasi-inovasi dari multipihak sangat penting untuk mendukung pemerintah dalam memberikan layanannya dan masyarakat untuk mengakses air minum perpipaan.”
-Okto Reno (kontributor)-