“Interaksi dengan USAID IUWASH PLUS telah menyadarkan kami pentingnya kepemilikan sebuah jamban dan akses air minum bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di Desa Makamhaji,” ungkap Wasimin Minto Harjo mengawali ceritanya tentang rencana BKM untuk memperbaiki kondisi lingkungan desanya. Wasimin Minto Harjo sendiri adalah Ketua BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Wahyu Tumurun.
Desa Makamhaji, yang berada di Kabupaten Sukoharjo saat ini masih mengalami berbagai tantangan, seperti lingkungan yang kumuh, kurangnya akses air minum dan sanitasi, serta masih ada penduduk yang buang air besar sembarangan.
Berangkat dari kondisi itu, Wasimin, yang akrab dipanggil Pak Was, bersama BKM Wahyu Tumurun bertekad mengatasi tantangan tersebut. “Kami mengalokasikan laba kegiatan BKM tahun ini untuk pembangunan jamban bagi keluarga miskin,” ungkap Pak Was, yang juga sangat berpengalaman dalam bidang konstruksi. BKM Wahyu Tumurun yang berdiri sejak 2005 adalah sebuah lembaga pemberdayaan swadaya masyarakat yang juga memiliki perhatian di bidang penanggulangan kemiskinan. Saat ini, BKM Wahyu Tumurun memiliki 18 orang pengurus. “Dalam aturan BKM, terdapat alokasi dana sebesar 5% dari laba yang diperoleh untuk pembangunan sosial,” tambahnya.
Pada tahun 2017 ada 6 keluarga miskin yang memperoleh bantuan pembangunan jamban. Jamban yang dibangun menggunakan teknologi biofilter dengan dua tangki septik yang sudah memenuhi SNI. Biaya untuk membangun jamban adalah Rp 3,5 juta/unit dan bantuan yang diberikan oleh BKM Wahyu Tumurun sebesar Rp 2,5 juta/unit. Kekurangannya dipenuhi oleh penerima bantuan dalam bentuk kontribusi tenaga, materi dan non materi yang dikumpulkan secara sukarela.
Usaha yang dilakukan BKM ini juga mendapat dukungan baik dari pemerintah desa, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PU Perkim) Kabupaten Sukoharjo dan juga USAID IUWASH PLUS. Bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS, BKM Wahyu Tumurun giat melakukan pemicuan perilaku higiene dan juga mempromosikan penggunanan jamban dengan tangki septik kepada masyarakat agar sadar dan mau menggunakan jamban.
Salah satu penerima bantuan pembangunan jamban itu adalah Ibu Ngatini, wanita berusia 49 tahun yang berprofesi sebagai guru PAUD di Desa Makamhaji. “Dulu untuk buang air besar saya harus numpang di rumah saudara, kadang juga numpang di rumah tetangga. Apalagi kalau malam hari, saya benar-benar bingung,” ungkap Ibu Ngatini. ”Berkat bantuan BKM yang membangun jamban di rumah saya, sekarang hidup saya lebih mudah,” ucapnya.
“Mudah-mudahan pembangunan jamban ini dapat memicu warga, khususnya warga miskin untuk memiliki jamban,” Pak Was menaruh harapan. Di bulan Desember 2017, BKM dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo mulai membangun 14 unit jamban dengan tangki septik untuk warga miskin. Selain itu, dengan dukungan dari Dinas PU Perkim, BKM akan membangun tangki septik komunal sebanyak 2 unit. Dalam hal ini, USAID IUWASH PLUS akan turut mendampingi BKM dalam membuat proposal untuk membangun tangki septik komunal. Untuk tahun 2018, BKM akan terus melanjutkan pembangunan jamban dan sarana sanitasi lainnya.
(Abdul Hazis/USAID IUWASH PLUS)