Banyak warga masyarakat di RT12, 13, dan 14 di Dusun Bedian dulu biasa buang air di sungai atau sawah,” kata Sri Utami — seorang bidan desa di Dusun Bedian, Desa Alas Kandang, Kabupaten Probolinggo.
Apa yang dikatakan Sri tercermin dari data dasar USAID IUWASH PLUS pada awal 2018. Data menunjukkan bahwa sekitar 166KK dari 216KK di RT 12, 13, dan 14 di Dusun Bedian tidak memiliki toilet.
Tim monitoring dan evaluasi (monev) partisipatif dibentuk dengan dukungan USAID IUWASH PLUS untuk mendukung promosi dan peningkatan akses layanan air minum dan sanitasi aman.
Anggota tim, yang terdiri dari perwakilan masyarakat, juga mendapatkan pelatihan dari USAID IUWASH PLUS tentang pengetahuan dan pengenalan akses layanan air minum dan sanitas yang dikelola dengan aman, keterampilan monitoring dan evaluasi serta advokasi, agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kami selalu memotivasi keluarga yang masih melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS) untuk menghentikan kebiasaan mereka karena berbahaya bagi kesehatan mereka. Upaya promosi kami telah berhasil memotivasi beberapa keluarga di RT 12, 13, dan 14 untuk membangun toilet dengan tangki septik,” ujar Sudirman, anggota tim monev partisipatif.
“Namun, ada keluarga berpenghasilan rendah yang ingin membangun toilet beserta tangki septiknya tidak mempunyai biaya untuk membangun fasilitas tersebut swadana,” tambahnya.
Oleh karena itu, tim monitoring dan evaluasi partisipatif, dengan dukungan dari USAID IUWASH PLUS, bidan desa, dan sanitasi Puskesmas Besuk, mengadvokasi pemerintah desa untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah di RT 12, 13, dan 14 di Dusun Bedian untuk membangun toilet dengan tangki septik. Advokasi ini dilakukan melalui serangkaian pertemuan dari Januari hingga Maret 2019.
Alhasil, Pemerintah Desa Alas Kandang menggunakan Dana Desa (DD) untuk membangun 50 toilet sehat (toilet dengan tangki septik) bagi 50 KK berpenghasilan rendah di Dusun Bedian yang tidak memiliki toilet dan masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Alokasi DD untuk 50 toilet tersebut didukung oleh Peraturan Desa Alas Kandang No 1/2019. Pembangunan toilet berlangsung dari November hingga Desember 2019.
“Alhamdulillah, keluarga saya dan saya tidak lagi buang air di sungai karena sudah ada toilet di rumah,” kata Syaiful Bahri — salah satu penerima manfaat toilet sehat yang didanai DD.
Selain mengalokasikan DD untuk toilet, Pemerintah Desa Alas Kandang juga berencana untuk merenovasi tiga rumah tidak layak huni, termasuk membangun toilet di masing-masing rumah tersebut menggunakan DD tahun 2019. Pemerintah desa juga menerima DAU dari pemerintah pusat untuk merenovasi 59 rumah tidak layak huni di Desa Alas Kandang.