Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan pengelolaan lumpur tinja (FSM)—yang terdiri dari menampung tinja, menyedot, dan mengolah lumpur tinja di tempat pengolahan yang telah ditunjuk—karena hal ini merupakan syarat untuk menyediakan akses sanitasi aman bagi semua. Salah satu area kunci perbaikan FSM adalah peningkatan kapasitas bagi staf pemerintah yang mengelola FSM.
Untuk mendukung hal tersebut, USAID IUWASH PLUS memfasilitasi dua peserta, Aldy Mardikanto dari Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Bappenas dan Immanuel Ginting dari USAID IUWASH PLUS untuk menghadiri the 5th International Fecal Sludge Management di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal 18 hingga 22 Februari 2019.
Konferensi internasional FSM merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Global Sector Organization Sustainable Sanitation Alliance sejak 2011. Ini merupakan platform global untuk mendiskusikan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan akses sanitasi aman bagi milyaran penduduk dunia, untuk membuat rekomendasi kebijakan yang mempromosikan praktik terbaik, dan mengidentifikasi pembelajaran bagaimana mengintegrasikan FSM dalam penyediaan pelayanan sanitasi.
Berbekal keberhasilan the 4th International FSM conference di Chennai, the 5th International FSM Conference memberi kesempatan bagi peserta untuk berbagi praktik baik dan inovasi untuk memajukan FSM. Fokus the 5th International FSM Conference adalah menunjukkan bahwa FSM, sebagai pelayanan publik, dapat dibuat dan diatur oleh pemerintah, diberikan melalui kemitraan dengan sektor swasta, dan dikelola untuk menarik investasi dari pemerintah, mitra pembangunan, bank komersial, dan sektor swasta.
Dalam sesi tematik konferensi ini. Aldy Mardikanto mewakili Pemerintah Indonesia mempresentasikan program pemerintah pusat dan daerah terkait FSM untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030. Presentasi Aldy menekankan beberapa kemajuan yang dilakukan Pemerintah Indonesia sejak the 4th International FSM Conference, seperti pembuatan kerangka kerja FSM. Presentasi Aldy mendapat sambutan positif dari peserta. Mereka mengapresiasi Indonesia karena telah membuat perkembangan di FSM.
“FSM di Indonesia mengahadapi banyak tantangan, tapi masih bisa dilakukan,” ujar Aldy Mardikanto dalam presentasinya.
Sekitar 1.600 peserta terdiri dari pekerja profesional sektor sanitasi, pemerintah, donor, lembaga swasta, akademisi, wartawan dari seluruh dunia menghadiri konferensi ini.
-Immanuel Ginting (Kontributor)-