Sudah tiga tahun ini, Alimuddin – penjual batu bata dari Desa Alaskandang di Kabupaten Probolinggo – menekuni profesi barunya sebagai seorang pengusaha sanitasi. Alimuddin yang juga anggota tim M&E Partisipatif sejak tahun 2017 terpanggil untuk menjadi pengusaha sanitasi karena Desa Alaskandang memiliki potensi bisnis sanitasi yang besar.
Data M&E partisipatif tahun 2018 di dua wilayah kerja USAID IUWASH PLUS di Desa Alaskandang menunjukkan bahwa dari total 215 KK, 155 diantaranya melakukan buang air besar sembarangan (BABS), 28 memiliki jamban tanpa penampungan tinja, dan 32 memiliki jamban dengan tangki septik. Alimuddin menambahkan, “Juga, tidak ada tukang bangunan di desa yang dapat membangun fasilitas dengan baik.”
Alimuddin memulai karir wirausaha sanitasinya pada tahun 2019 dengan bergabung dengan Satu Hati, kelompok wirausaha sanitasi di Desa Alaskandang yang dibentuk dengan dukungan USAID IUWASH PLUS dan anggotanya termasuk tim M&E partisipatif. Pada tahun itu, Alimuddin dan tujuh anggota kelompok Satu Hati lainnya mendapat pelatihan dari USAID IUWASH PLUS tentang toilet yang layak dengan teknik konstruksi tangki septik dan cetakan (molding)nya. Berbekal keterampilan baru tersebut, para pengusaha sanitasi di kelmpok Satu Hati menjadi tukang batu pertama di Desa Alaskandang yang mampu membangun toilet serta tangki septik dengan baik.
Keterampilan mereka menarik perhatian pemerintah desa melalui berbagai pertemuan advokasi antara pemerintah dan tim M&E partisipatif. Oleh karena itu, pada tahun 2019, Pemerintah Desa Alaskandang mempercayakan Alimuddin dan kedua temannya untuk melaksanakan program hibah dari dana desa dengan membangun 50 toilet dengan tangki septik.
Untuk membantu para pengusaha sanitasi mengembangkan usahanya di luar hibah pemerintah, Alimuddin mengikuti pelatihan USAID IUWASH PLUS tentang promosi sanitasi pada tahun 2020. Dia juga kemudian mempromosikan bisnisnya kepada tetangga dan kerabatnya secara langsung. Pada tahun 2020, Alimuddin mendapatkan pelanggan pertamanya yang bukan penerima hibah pemerintah. “Saat itu, saya membantu tetangga saya membangun toilet dengan tangki septik. Karena tetangga saya tidak mampu membayar sekaligus, saya perbolehkan mereka mencicilnya,” tegas Alimuddin.
Berkat promosi Alimuddin, hingga September 2021 sudah ada lima orang di Desa Alaskandang yang membeli produk sanitasinya, tiga di antaranya membayar dengan cara mencicil. Namun karena keterbatasan modal, Alimuddin hanya memberikan kredit toilet kepada orang yang dikenalnya.
Selain mencari peluang usaha sendiri, Alimuddin juga membangun 50 toilet dengan tangki septik dari program Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Probolinggo melalui DAK 2021 pada pertengahan 2021. “Alhamdulillah, saya jadi punya penghasilan lebih untuk keluarga saya. Saya bisa memberi pekerjaan kepada orang lain dan membantu keluarga berpenghasilan rendah untuk memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik,” pungkasnya.