“Air sangat bagi keluarga saya, karena kami mencari nafkah dari berdagang bakso dan menggunakan air untuk memasak bakso,” ujar Pak Suprapto sambil menyiapkan bakso.
Pak Suprapto – 53 tahun merupakan salah satu warga yang tinggal di RT 003/RW 05 Kelurahan Margahayu. Pria asal Pekalongan ini sudah tinggal di Kelurahan Margahayu bersama keluarganya sejak 20 tahun yang lalu. Sejak pertama tinggal di rumahnya, Pak Suprapto sudah mengalami banyak suka dan duka, tidak hanya dalam mencari uang untuk keluarganya, tetapi juga dalam memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Sumur bor yang digunakan oleh keluarga Pak Suprapto selama ini, berwarna kuning kecoklatan dan berbau lumpur. Bak mandi dan lantai kamar mandi berkarat karena air. Bahkan jika air tersebut dipakai untuk mencuci baju seragam yang berwarna putih, baju tersebut akan terlihat kusam. Oleh karena itu, keluarga Pak Suprapto harus menggunakan pemutih agar seragam tersebut tetap putih.
Untuk minum, memasak, mencuci sayuran, keluarga Pak Suprapto menggunakan air galon isi ulang. Dalam satu hari Pak Suprapto menggunakan 3 galon air isi ulang untuk semua keperluannya termasuk berdagang bakso. Setiap bulan, Pak Suprapto mengeluarkan Rp450,000 untuk membeli air. Pengeluaran ini terlalu besar bagi Pak Suprapto yang mempunyai enam orang anak dan semuanya masih sekolah.
Pada akhir 2017, Bu Suprapto mengikuti sosialisasi rencana pembangunan SPAM Komunal (Sistem Penyediaan Air Minum Komunal) yang diselenggarakan oleh program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bu Suprapto mengikuti kegiatan ini karena ingin mendapat solusi untuk mengatasi masalah air yang dihadapi oleh keluarganya.
Melalui sosialisasi tersebut, Bu Suprapto belajar tentang rencana KOTAKU untuk membangun SPAM Komunal di RT003/RW05 dengan kapasitas 50 rumah menggunakan APBN 2017. Dia juga mendapat informasi tentang operasional SPAM Komunal serta hak dan kewajiban pengguna, seperti membayar air dan mempunyai meteran air untuk mengukur berapa banyak air yang mereka konsumsi.
USAID IUWASH PLUS mendukung pembangunan SPAM Komunal oleh KOTAKU dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk memelihara SPAM Komunal. USAID IUWASH PLUS juga melatih mereka tentang operasional dan pemeliharaan SPAM Komunal, penghitungan tarif air per meter kubik, serta manajemen keuangan.
Pembangunan SPAM Komunal di RT003/RW05 Kelurahan Margahayu selesai dilakukan pada Desember 2017. Hingga Maret 2019, 38 rumah di wilayah ini sudah tersambung dengan SPAM Komunal. Salah satunya adalah rumah Pak Suprapto.
Setelah menggunakan SPAM Komunal, Pak Suprapto bahkan menutup sumur bornya dan menggunakan air dari SPAM Komunal untuk semua kebutuhan keluarganya karena kualitas air dari SPAM Komunal lebih baik daripada sumur bornya. Air dari SPAM Komunal tidak berbau dan tidak berwarna. Dengan SPAM Komunal, Pak Suprapto juga menghemat pengeluaran untuk air. Suprapto juga hanya membayar RP160.000 dan air tesedia 24 jam.
“Saya senang saya tidak perlu mencuci seragam anak-anak menggunakan pemutih. Hanya deterjen. Lebih penting lagi, kami bisa menghemat uang hingga Rpp290.000 setiap bulan,” ujar Bu Suprapto dengan senyum lebar sambil menunjukkan seragam putih anak-anaknya.
“Jualan bakso sekarang lebih murah. Air dari SPAM Komunal telah menjadi bagian dari hidup kami. Air itu membantu kami mengurangi pengeluaran untuk air sehingga kami dapat menggunakan uangnya untuk sekolah anak-anak,” ujar Pak Suprapto dengan semangat.
Pak Suprapto dan pengguna SPAM Komunal lainnya di RT003/RW05 Kelurahan Margahayu siap menjaga SPAM Komunal tetap berfungsi dengan baik serta mendorong lebih banyak orang untuk menyambung rumahnya ke SPAM Komunal.
-Siti Ngaisah (Pemenang Utama Lomba Foto dan Cerita Hari Air Sedunia 2019)-